Eco Tourism Kawasan Pesisir Bantul DIY.
Merupakan suatu kebanggaan
tersendiri bagi saya diundang oleh Dinas Kelautan dan “Relawan Banyu” dalam
acara : “Pengenalan Ekowisata di Kawasan Pesisir Bantul’.
Sesuai judulnya, acara ini
sengaja diagendakan untuk memperkenalkan aktraksi-atraksi wisata berbasis
penyelamatan lingkungan. Tujuannya adalah mengajak para wisatawan selain
menikmati atraksi wisata yang telah ada sekaligus mendapat pengalaman bagaimana
mencintai lingkungan dan penyelamatan kepada lingkungan yang mulai rusak ataupun
punah oleh tangan manusia, atau alam itu sendiri. Sehingga para wisatawan akan
mendapatkan pengalaman dan ilmu yang dibawa kembali ke rumah masing-masing, direnungkan
dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Program ini dimulai dan dilirik
lalu didukung oleh dinas pemerintah karena sebelumnya sudah ada aksi nyata gerakan
peduli konservasi Bantul. Gerakan konservasi di Bantul yang sudah dilakukan
adalah :
Konservasi Penyu.
Penyu merupakan reptil yang hidup
di laut serta mampu bermigrasi dalam jarak yang jauh di sepanjang Sanudera Hindia,
Pasifik dan Asia Tenggara. Spesies penyu mempunyai pertumbuhan yang sangat
lambat dan memerlukan berpuluh-puluh tahun untk mencapai usia reproduksi. Penyu
dewasa hidup bertahun-tahun di suatu tempat sebelum bermigrasi untuk kawin
dengan menempuh jarak yang jauh (hingga
300km) dari tempat pencarian pakan sampai ke pantai peneluran. Akan tetapi
keberadaannya telah lama terancam, baik dari dalam maupun kegiatan manusia yang
membahayakan populasinya secara langsung maupun tidak langsung.
Kegiatan konservasi yamg
dilakukan di kabupten Bantul sudah dilakukan sejak tahun 2010 dan baru
diperkenalkan ke public pada 2012. Tepatnya pada bulan Mei-September pada musim
bertelur penyu.
Dari tahun tersebut sampai 2014
jumlah tukik (bayi penyu) yang diselamatkan adalah 5.489 ekor.
Karena itu pemerintah kabupaten Bantul
memyusun undang-undang atau paying hokum untuk Pencadangan Kwasan Konservasi
Penyu melalu SK Bupati Bantul No 284 tahun 2014 tetnatng pecadangan Kawasan
Konsevasi Taman Pesisir Kabupaten Bantul.
Ada tiga lokasi kawasan
konservasi penyu. Pantai Goa Cemara, Pantai Baru Pandan Simo dan Pantai
Pelangi.
Konservasi Mangrove.
Sebenarnya penanaman mangrove di
pesisir bantul sudah dicoba sejak lama akan tetapi mulai terarah dan intensif
dilakukan sejak tahun 2003.
Konservasi Mangrove Jogjakarta
tumbuh dari kepedulian masyarakat sekitar muara sungai Opak dan Keluarga
Pemuda-Pemudi Baros (KP2B) terhadap lingkungan untuk membina dalam kaitannya
Pengembangan Hutan Mangrove Berbasis Pemberdayaan Masyarakat.
Kawasan mangrove ini berfungsi
sebagai kawasan konservasi daerah pesisir pantai dusun baros karena pada
kawasan ini terdapat areal pertanian yang sering terancam oleh abrasi maupun
banjir dan melindungi tanaman pertanian dari angina yang berkadar garam tinggi. Selain itu kawasan ini juga
berfungsi sebagai "sekolah alam" khususnya untuk mempelajari semua
tentang mangrove dan ekosistemnya termasuk hewan-hewannya seperti beberapa
jenis burung, ikan, serangga, juga yang sering terlihat di pinggir bakau yaitu
kepiting; juga anda dapat pula melakukan kegiatan penanaman mangrove.
Lokasi: dusun Baros, di antara
pantai Depok dan Samas.
Energi Terbarukan
HYBRID ENERGY.
Pengembangan energi hibryd atau
kincir angin dengan panel surya, membantu pengadaan aliran listrik di pantai
Baru Pandan Simo Bantul Yogyakarta. Secara geografis, pesisir selatan
Yogyakarta merupakan lahan terbuka yang luas, matahari yang bersinar sepanjang
hari dan kecepatan angina rata-rata dengan intensitas 4m/s (LAPAN). Kondisi itu
menjadi kriteria pengembangan energy Hybrid (kincir angina dan panel surya).
Kincir angina dan panel surya
saling mendukung dalam memasok energy listrik. Jika panas terik dan kecepatan angina
rendah, maka panel surya yang bertugas menyuplai energy listrik dan kemudian
disimpannya dalam batteray/accu. Begitu pula jika cuaca hujan dan kondisi angina
kencang, maka kincir angin yang akan mengambil alih sebagai penyuplai energy.
Hasil dari energy ini telah
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar pantai.
Biogas!
Selain konservasi-konservasi
tadi, Pemerintah Kab. Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, dibantu Kemenristek
dan KLH mengembangkan biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak yang sudah
dikelola oleh kelompok masyarakat kawasan pesisir pantai Baru Pandansimo, Desa
Poncosari, Kecamatan Srandakan.
Hasil dr biogas ini dialirkan ke kegiatan
memasak di rumah-rumah atau warung-warung kuliner pantai. Sehingga Biogas bermanfaat
untuk mengakomodir peningkatan ekonomi bagi warga pesisir.
Susur sungai Opak.
Wisata alam menarik lainnya
adalah susur sungai Opak. Kami diajak menaiki perahu untuk menyusuri sungai
Opak. Berawal dari Pengklik (semacam dermaga di sebelah barat pantai Samas)
lalu menuju jembatan sungai Opak dan kembali lagi untuk berlabuh di Laguna pantai
Depok.